Psikologi kognitif berkenaan dengan proses belajar, berpikir, dan mengetahui. Kemampuan kognitif merupakan kelompok keterampilan mental yang esensial pada fungsi-fungsi kemanusiaan. Melalui kemampuan kognitif tersebut memungkinkan manusia mengetahui, menyadari, mengerti, menggunakan abstraksi, menalar, membahas, dan menjadi kreatif. Suatu analisis tentang sifat kognitif merupakan hal yang sangat penting untuk memahami kesulitan belajar. Salah satu teori psikologi kognitif yang membahas kesulitan belajar adalah yang dikenal dengan teori pemrosesan psikologis.
Teori pemrosesan psikologis menganggap bahwa tiap anak berbeda dalam kemampuan mental yang mendasari mereka memproses dan menggunakan informasi, dan bahwa perbedaan tersebut mempengaruhi proses belajar anak. Kesulitan belajar dapar terjadi karena adanya kekurangan dalam fungsi pemprosesan psikologis. Dengan demikian, anak dengan disfungsi pemrosesan auditoris, misalnya mungkin mengalami kesulitan dengan pendekatan pembelajaran yang menekankan kemampuan mendengar. Suatu hal yang sama adalah anak dengan disfungsi pemrosesan visual mungkin mengalami kesulitan dalam belajar membaca melalui metode yang mengutamakan kemampuan melihat. Dalam kegiatan pembelajaran, teori pemrosesan psikologis menyarankan agar setelah guru melakukan diagnosis kemampuan dan ketidakmampuan pemrosesan psikologis anak melalui observasi atau tes, mereka perlu membuat preskripsi atau “resep” metode pengajaran yang sesuai.
Menurut Lerner (1988: 178) ada tiga rancangan pembelajaran yang berbeda yan berasal dari teori ini.
a. Melatih proses yang kurang
Kegunaan metode ini adalah untuk membantu anak membangun dan mengembangkan berbagai fungsi pemrosesan yang lemah melalui latihan. Rancangan pengajaran merupakan upaya untuk memperbaiki proses yang kurang atau memperbaiki ketidakmampuan dan menyiapkan anak untuk belajar lanjut.
b. Mengajar melalui proses yang disukai
Pendekatan ini menggunakan modalitas kekuatan anak sebagai dasar strategi pembelajaran. Anak yang lebih menyukai modalitas pendengaran sebagai sarana untuk belajar diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada penggunaan indera pendengaran. Anak yang lebih menyukai modalitas penglihatan diajar dengan strategi pembelajaran yang lebih banyak menggunakan penglihatan, dan anak yang lebih menyukai modalitas gerak diajar melalui strategi pembelajaran yang mengutamakan gerakan.
c. Pendekatan Kombinasi
Pendekatan pengajaran ketiga merupakan kombinasi dua pendekatan sebelumnya. Alasannya adalah bahwa guru tidak hanya menekankan pada kekuatan pemrosesan tetapi juga secara bersamaan memperkuat pemrosesan yang lemah. Secara ringkas, konsep kekurangan pemrosesan psikologis memberikan landasan yang berguna dalam bidang kesulitan belajar. Konsep tersebut memberikan penjelasan yang logis untuk memahami kesulitan belajar, tanpa menyalahkan anak yang tidak mau belajar. Konsep tersebut juga memungkinkan guru untuk berupaya mengajar anak berkesulitan belajar meskipun untuk itu guru harus bekerja keras.
0 comments:
Post a Comment