1. Manfaat Informasi Medis bagi Guru
Ada lima manfaat informasi medis bagi guru dalam upaya memecahkan masalah kesulitan belajar. Kelima macam manfaat tersebut adalah (1) guru dapat lebih memahami bahwa belajar merupakan suatu proses neurologis yang terjadi di dalam otak; (2) guru dapat menyadari bahwa dokter spesialis sering memberikan sumbangan baik dalam asesmen maupun dalam pemecahan masalah kesulitan belajar; (3) guru bagi anak berkesulitan belajar sering diharapkan untuk menginterpretasikan laporan medis tentang murid mereka dan mendiskusikan penemuan-penemuan mereka dengan dokter dan orangtua; (4) guru dapat lebih memahami bahwa ada beberapa kesulitan belajar muncul terkait dengan kemajuan ilmu kedokteran; dan (5) penemuan-penemuan ilmiah yang berusaha membuka misteri tentang otak manusia dan belajar dapat meningkatkan pemahaman guru tentang kesulitan belajar (Lerner. 1998: 198).
- Menyadarkan guru bahwa belajar merupakan suatu proses neurologis yang terjadi dalam otak.
- Pengetahuan tentang sistem saraf pusat dan kaitannya dengan kesulitan belajar sangat bermanfaat bagi guru, terutama sekali guru bagi anak berkesulitan belajar. Pengetahuan semacam itu bukan hanya bermanfaat untuk menciptakan suatu strategi pembelajaran yang tepat tetapi juga dapat menjadikan guru lebih bijaksana dalam memandang anak berkesulitan belajar.
- Menyadarkan guru bahwa dokter spesialis sering memberikan sumbangan dalam asesmen dan penanggulangan kesulitan belajar.
- Menginterpretasikan laporan medis tentang anak dan mendiskusikan penemuannya dengan dokter dan orangtua.
- Beberapa kesulitan belajar muncul berkaitan dengan kemajuan dalam teknologi kedokteran.
- Penemuan ilmiah yang berupaya menyingkap rahasia otak manusia dan belajar memungkinkan terciptanya suatu bentuk pelayanan pendidikan yang lebih baik.
- Penemuan-penemuan ilmiah dalam ilmu kedokteran tentang otak manusia dan belajar memungkinkan dikembangkannya suatu bentuk teknologi pendidikan yang lebih baik dan upaya memecahkan masalah belajar yang efektif dan efisien. Dengan demikian, maka diperlukan suatu bentuk kerjasama antara dokter ahli neurologi dan guru yang menguasai dasar-dasar neurologi.
2. Terminologi Medis
Dokter spesialis umumnya lebih menyukai untuk menggunakan terminologi DMO (disfungsi minimal otak) atau MBD (minimal brain dysfunction). Istilah DMO atau MBD disarankan untuk pertama kalinya oleh Clements pada tahun 1966 sebagai pengganti dari brain injured; sedangkan Asosiasi Psikiater Amerika Serikat pada tahun 1980 menyarankan penggunaan terminologi attention deficit disorder (AAD) sebagai pengganti MBD (Lerner. 1981: 51). Attention deficit disorder (AAD) selanjutnya dibagi menjadi dua tipe, yaitu dengan dan tanpa hiperaktivitas. Kriteria diagnosis untuk anak yang memiliki gangguan kekurangan perhatian dan hiperaktivitas (attention deficit disorder with hyperactivity) adalah:
a. Kurang perhatian
Paling sedikit mencakup tiga karakteristik dari yang tersebut dibawah ini:
(1) sering gagal menyelesaikan pekerjaan yang sudah dimulai
(2) sering tampak seperti tidak mendengarkan
(3) mudah bingung
(4) kesulitan untuk memusatkan perhatian pada pekerjaan sekolah atau tugas-tugas lain
b. Impulsif
Paling sedikit mencakup tiga karakteristik dari yang disebut dibawah ini:
(1) kesulitan untuk mengikuti suatu aktivitas permainan
(2) sering bertindak sebelum berpikir
(3) mengubah-ubah aktivitas dari yang satu ke yang lain
(4) kesulitan untuk mengorganisasikan pekerjaan (bukan karena gangguan kognitif)
(5) memerlukan banyak pengawasan
(6) sering keluar kelas
(7) sulit menunggu giliran dalam permainan atau dalam situasi belajar kelompok
c. Hiperaktivitas
Paling sedikit mencakup dua karakteristik berikut ini:
(1) berlari-lari dan memanjat-manjat secara berlebihan
(2) gelisah secara berlebihan
(3) berjalan-jalan pada saat tidur
d. Sering mengembara tanpa tujuan
e. Terjadi sebelum usia tujuh tahun
f. Durasi atau lamanya paling sedikit enam bulan
g. Bukan karena schizophrenia, gangguan afektif, atau retardasi mental berat.
0 comments:
Post a Comment